Hampa
Dikala hembus angin kencang yang menghempas pepohonan
Dikala suara burung yang tak henti bernyanyi
Hati yang tak bisa menikmati itu, kini hanya seorang diri
Kedipan mata seolah tak kuasa menahan laju air yang hendak menetes
Kedua tangan yang dulu tiada henti saling mencengkram erat pun kini
mulai terabaikan
Hanya rasa rindu dan sesal yang menyelimuti
Apa daya jika bunuh diripun tak membuahkan solusi
Hati kecil ini hanya berharap kebahagiaanmu nanti
(Yuhyi Nurunnas Uni)
Komentar
Posting Komentar